Ini kisahku yang mana dulunya saya seorang mahasiswa yang kerjaannya ngampus, jalan-jalan, hangout dan pulang ke rumah.
Saat semester 3 saya diamanahkan menjadi bendahara kelas kemudian pada suatu hari semua pengurus organisasi di undang untuk mengikuti kegiatan open house LDK
Saya belum kenal apa sih itu LDK sehingga pada hari itu saya agak malas untuk mengikutinya. Tapi salah seorang panitia tetap saja meng sms saya bisa hadir atau tidak sedang dimana bahkan sampai ditelpon.
Ya... mau tidak mau saya ikut karna capek juga ditanyain terus.
Sampai sana saya di sambut dengan senyuman kemudian di salamin dan cupika cupiki.
Dalam hati nih kakak kakak sok akrab banget ya...
Kemudian sampai di dalam ruangan barulah saya tau apa itu LDK
Tapi saat itu masih belum punya keinginan apa apa arau kasarnya gk tertarik untuk ikut organisasi ini.
Karna saat itu saya tertarik tuk ikut BEM atau HMI.
Setelah beberapa lama kami kembali di undang tuk kegiatan pembentukan panitia persiapan pembentukan LDK.
Aduh lagi lagi saya harus ikut karna lagi lagi di hubungi sama panitianya.
Dari situ saya ikut jadi panitianya dan mau tidak mau harus ikut berkontribusi juga meskipun itu cuma ide saja.
Saya pikir ya sudahlah... mungkin dari sini dulu saya belajar organisasinya agar nanti bisa ikut HMI atau BEM.
Lama-lama saya pun menikmati bergaul bersama kakak kakak yang baik, ramah, perhatian dan tentu mereka sering ngajak keluar bareng.
Dan saya pun betah di LDK.
Kisah saya mendapat hidayah adalah saat saya di utus oleh LDK untuk mengikuti kegiatan Tanggap kebencanaan yang di selenggarskan oleh dompet dhuafa di mataram.
saat itu saya memang belum konsisten memakai jilbab dan belum konsisten juga tuk sholat 5 waktu. Saya terpilih karna saya salah satu orang yang dianggap aktif di LDK.
Singkat cerita saya mendapat banyak hikamah di setiap pelatihan.
Di sana ada yg memakai cadar dan saya bertanya "gk panas apa pakai cadar"?
Beliau jawab " lebih baik saya panas di dunia daripada saya panasnya di neraka nanti "
Satu hal ini kemudian membuka mata hati saya tentang menutup aurat.
Kemudian saya melihat ada salah satu peserta yang sepanjang malamnya di isi dengan zikir, sholat dan membaca al qur'an. Dan beliau terlihat sangat teduh, tenang, anggun , cerdas, berwibawa. Saya pun mendapat hikmah tentang nikmatnya beribadah
Kemudian kami latihan menurnkan korban bencana dari tebing yg tinggi.
Saat itu saya menawarkan diri menjadi korban yang akan di masukkan kedalam tandu karna saya merasa saya yang paling kecil dan paling kurus.
Kemudian saat saya di masukkan ke dalam tandu dan di ikat badan saya dan mau di turunkan di piggir tebing . Saat itu betapa gemetarnya saya seakan akan hidup saya sebentar lagi karna yang membawa tandu tidak bisa mengatur kakinya di tali dan selama hampir kurang lebih setengah jam saya di pinggir tebing belum bisa turun turun juga.
Kemudian pelatih memutuskan untuk tidak memakai korban karna terlalu berbahaya.
Dan teman teman pada bilang " bersyukur kamu han... kamu masih diberikan kesempatan hidul ".
Dari situ saya berpikir bahwa sepertinya mati itu sebentar lagi dan kita tidak tau kapan kita akan mati. Sehingga dari situ saya berniat untuk kinsisten dan istiqomah menjaga aurat dan menjaga sholat wajib saya.
Saat saya pulang dari pelatihan. Sesampainya saya di rumah dosen saya yang mengutus kami ikut kegiatan. Beliau sudah menyiapkan jilbab panjang, baju panjang serta rok panjang untuk di berikan kepada saya.
Dari situ saya sangat bersyukur karena saya merasa Allah begitu sayang dengan saya karna niat saya langsung di benarkan dan seakan akan Allah berkata "istiqomahlah".
Alhamdulillah sampai saat ini saya masih mempertahankan hidayah itu. Semoga hingga akhir hayat kelak saya mati dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar