Sabtu, 30 Mei 2020

JUNDI MAJHUL

JUNDI MAJHUL

By. satria hadi lubis 

Ketika Sayyid Quthb ingin masuk menjadi anggota jama'ah Ikhwanul Muslimin, semua anggota Ikhwan setuju, kecuali adiknya Muhammad Quthb. Beliau berkata, "Engkau sudah terkenal wahai Sayyid. Engkau terlalu besar untuk masuk ke dalam jama'ah ini." 

Sayyid Quthb menjawab, "Wahai adikku, tidak bolehkah aku menjadi jundi majhul (prajurit yang tidak dikenal) di dalam jama'ah ini? Biarlah aku mengabdi sebagai jundi di dalam keterkenalanku."

Subhanallah....Sayyid Quthb yang waktu itu sudah terkenal di Mesir memilih masuk ke dalam jama'ah Ikhwanul Muslimin yang baru berdiri karena menyadari : berjuang untuk Islam tidak bisa dilakukan sendirian, tetapi HARUS BERSAMA-SAMA. 

Seakan beliau melaksanakan wasiat Umar bin Khatab ra : "Tidak ada Islam tanpa jama'ah, tidak ada jama'ah tanpa qiyadah (pemimpin), tidak ada qiyadah tanpa jundi, tidak ada jundi tanpa ketaatan, tidak ada ketaatan tanpa keikhlasan."

Sayyid Quthb paham bahwa setiap muslim seharusnya menjadi jundi dalam barisan dakwah. Walau untuk itu ia harus menukar popularitas yang telah diraih dengan menjadi jundi yang tak terkenal.

Dan untuk menjadi jundi majhul tidaklah mudah. Mampu menekan ego, tidak menganggap paling berjasa, bisa mengelola kekecewaan, berani mengakui salah ketika berhadapan dengan keputusan qiyadah yang berbeda dengan pendapatnya, serta menempatkan tsiqoh (kepercayaan) dan husnudzhon (sangka baik) kepada qiyadah adalah syarat untuk menjadi jundi majhul.

Merekalah yang dipuji Rasulullah dalam sebuah haditsnya sebagai yang diceritakan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: "Ketika kami di majlis Rasulullah Shallallahu 'Aalaihi Wa Sallam, tiba-tiba Rasulullah Shallallahu 'Aalaihi Wa Sallam bersabda: "Besok pagi akan ada seorang ahli syurga yang shalat bersama kamu." 
Abu Hurairah berkata: "Saya berharap semoga sayalah orang yang ditunjuk oleh Rasulullah Shallallahu 'Aalaihi Wa Sallam itu. 
Maka pagi-pagi saya shalat dibelakang Rasulullah Shallallahu 'Aalaihi Wa Sallam dan tetap tinggal di majlis setelah orang-orang pada pulang. Tiba-tiba ada seorang budak hitam berkain compang-camping datang berjabat tangan pada Rasulullah Shallallahu 'Aalaihi Wa Sallam sambil berkata: "Wahai Nabi Allah! Do’akan semoga hamba mati syahid." Maka Rasulullah Shallallahu 'Aalaihi Wa Sallam berdoa, sedang kami mencium bau kasturi dari badannya. 
Kemudian saya bertanya: "Apakah orang itu wahai Rasulullah?" Jawab Nabi: "Ya benar. Ia seorang budak dari bani fulan." Abu Hurairah berkata: "Mengapa engkau tidak membeli dan memerdekakannya wahai Nabi Allah?"
 Jawab Nabi: "Bagaimana aku akan dapat berbuat demikian, sedangkan Allah akan menjadikannya seorang raja di syurga. 
Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya di syurga itu nanti ada raja dan orang-orang terkemuka, dan dia itu adalah salah seorang raja dan terkemuka. 
Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya Allah mengasihi, mencintai makhluknya yang suci hati, yang samar, yang bersih, yang terurai rambut, yang kempes perut kecuali dari hasil yang halal, 
Yang bila akan bertemu kepada raja tidak diizinkan, bila meminang wanita bangsawan tidak akan diterima, bila tidak ada tidak dicari, bila hadir tidak dihiraukan, bila sakit tidak dijenguk, bahkan ia meninggal tidak dihadiri jenazahnya."

Benarlah engkau wahai Nabi!

Keinginan terkenal telah membuat seorang muslim sulit bersatu dalam amal jama'i (aktivitas bersama). Ingin bergerak sendiri dan berada di depan. Sulit menundukkan ego untuk kebersamaan jama'ah umat Islam. 

Padahal mobil pun bisa berjalan jika ada kerjasama antar komponen. Bahkan yang menjadi jantung dari kendaraan (mesinnya) justru tidak terlihat dari luar, menjadi jundi majhul dari sebuah mobil.

Membentuk jiwa jundi majhul adalah keharusan seorang muslim yang ingin melihat Allah dan Rasul-Nya ridho kepada dirinya. Yang ingin melihat kejayaan Islam dan bangsanya. 

Tanpa kejundian kekuatan umat Islam akan terserak tanpa arti. Kalah dibandingkan kekuatan musuh-musuhnya yang rapi bersatu. 

Semoga kita tidak lupa dengan ayat ini : 

وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ ٱلۡغَٰلِبُونَ

"Dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang" (Surat Ash-Shaffat, Ayat 173).

Rabu, 13 Mei 2020

Gelas Kosong

Pernah dengar istilah kalau ketemu orang lain belajarlah menjadi gelas yang kosong supaya kita bisa terisi ilmu dari orang tersebut. 
Ya... Saya sering sekali berjumpa dengan orang yang kelihatan biasa saja atau bahkan di sepelekan oleh orang lain. Namun saat saya mencoba menjadi gelas kosong ternyata Masya Allah banyak hukmah dan pelajaran yang bisa saya ambil dari pengalaman mereka, ilmu mereka bahkan dari hal kecil yang mereka lakukan. 
Niat menuntut ilmu itu bukan untuk mencapai ini itu, namun untuk mencari dan terus mencari kebenaran agar kita lebih dekat kepada Allah. 

Selasa, 12 Mei 2020

ILMU


ILMU

Allahu Akbar… Allah Maha Besar
Allah Al Alim… Allah Maha Mengetahui
Begitu besar dan agungnya Allah dengan segala sifat Kesempurnaanya
Allah beri petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dan Allah palingkan  siapa yang Dia kehendaki
Betapa ilmu Allah sangat luas, semakin kita pelajari semakin kita merasa sedikit sekali yang kita dapat
Ilmu Allah membuat haus para pecinta ilmu. Semakin di minum semakin hauslah dia
Ilmu Allah yang luas itu semakin kita pelajari semakin mendekatkan hati dan pikiran kita kepadanya
Betapa tidak ? karna tidak ada zat yang mampu melakukan sebesar yang Allah lakukan
Contohnya saja garis garis  yang ada di telapak tangan kita. Betapa lemahnya kita sebagaimanusia. Garis yang ada di teelapak tangan kita sendiri saja tidak mampu kita ketahui apa makna dari penciptaannya, mengapa garis itu ada di telapak tangan kita ? mengapa bentuknya seperti itu ? dan kita sendiri tidak mampu mengubahnya atau memindahkannya dari satu tempat ke tempat yang lain.
Allau Akbar….
Betapa lemahnya kita sebagai manusia.
Tidak ada yang patut kita sombongkan di dunia ini karna kita sendiri bukanlah milik kita, jazad kita ini bukanlah milik kita, coba kita perhatikan kita tidak bisa berbuat apa apa terhadap tubuh kita. Bahkan menumbuhkan sehelai rambut dari ujung jari kita pun tidak mampu. Mengatur peredaran darah atau mengatur popmpa jantung kita sendiripun kita tidak tahu dan tidak mampu. Jantung kita tetap berdetak sesuai perintah pemiliknya yaitu Allahu rabbul ‘Alamin.
Semakin kita tahu tentang diri kita, semakin kita sadar bahwa Allah Maha Besar. Dan kita bergantung kepadaNya.
Ya… semakin banyak kita tahu. Semakin kita sadar bahwa kita bukanlah siapa siapa. Kita tidak bisa apa apa, kita tidak tahu banyak melainkan karena Allah Azza Wajalla
Maka sepatutnyalah orang yang berilmu adalah orang yang semakin dekat dengan Rabbnya.


Minggu, 10 Mei 2020

SULITNYA ISTIQOMAH


SULITNYA ISTIQOMAH

manusia memang tidak luput dari salah dan khilaf
keimanan manusiapun kadang naik dan kadang turun
namun bagaiamana dengan mereka para orang orang sholeh, seperti para nabi dan para sahabatnya ?
serta para alim ulama perawih hadis dan para imam besar ?
bagaimana bisa sampai ke taraf sesholeh itu ?
bagaimana mereka bisa tetap istiqomah dalam kesholehan mereka ?
bagaimana mereka tetap terjaga untuk tidak terjuna dalam kemaksiatan ?
mengapa diriku belum bisa sepeti itu ?
mengapa diriku hanya tersadar sebentar merasakan nikmatnya keimanan kemudian aku kembali lagi dalam kelalaianku ?
akupun ingin seperti mereka yang senantiasa istiqomah dalam ibadahnya
senantisa istiqomah dalam ketaatannya
senantiasa istiqomah dalam kebaikan
hampir setiap hari hatiku merintih ingin keluar dari kelalaianku
namun mengapa hanya sesaat pikiran itu muncul ?
kemudian kembali lagi aku larut dalam kelalaianku
ya rabb. Mengapa begitu sukar dalam mendekat kepadaMu ?
mengapa begitu sukar untuk terus mengingatMu ?
mengapa begitu sukar Engkau hadir dalam keimananku setiap waktuku.
Apa yang harus ku lakukan ?
Apa ?
Aku sangat takut Engkau mengambil nyawa ini sedaangkan aku sedang asyik dalam kelalaianku
Namun mengapa takut itu hanya sementara saja ?
Aku begitu sadar bahwa Engkau selalu melihatku, mendengarku dan bahkan begitu dekat denganku
Namun mengapa rasa itu tiba tiba buyar dan hilang dari keyakinanku dan aku kembali bersikap seolah olah Engkau sedang memaklumi apa yang sedang ku lakukan
Aku sangat berterimakasih karna Engkau masih menyisihkan rasa ingin berubah dalam hati ini.
Namun keinginan itu tidak benar benar aku wujudkan dan aku laksanakan setiap waktuku
Aku ingin merasakan manisnya iman
Manisnya istiqomah dalam beribadah
Manisnya senantiasa mengingatMu dalam setiap hembusan nafasku
Manisnya melakukan segala sesuatu karnaMu
Ahhhh….. apakah keindahan itu hanya bisa di capai oleh orang orang tertentu saja ?
Apakah aku akan tetap seperti ini?
Tetap di hutan yang sama
Mencoba mencari jalan keluar namun selalu kembali kepada jalan yang sama dan membawaku kembali ke kegelapan hutan lagi.
Aku lelah, begitu lelah.
Aku ingin menghadapMu agar aku tidak lagi melewati jalan yang salah itu
Aku ingin segera berjumpa denganMu agar aku bisa merasakan indahnya kehidupan yang abadi di sisimu
Belum pantaskah aku sebagai hambaMu yang engkau Cintai ?
Belum pantaskah aku sebagai kekasih Mu ?
Ya… aku malu dan sangat malu. Aku memang belum pantas
Bukankah Engkau yang Maha memberi petunjuk ?
Bukankah Engkau yang Maha pemberi hidayah ?
Maka izinkan aku untuk istiqomah dalam keimanan, istiqomah beribadah karnaMu, istiqomah mengingatMu, istiqomah membaca surat cinta dariMu dengan penuh rasa cinta dan rasa takut , takut bahwa Engkau akan meninggalkanku.
Please…. Ya Allah. Peganglah tangan ini untuk senantiasa berada di jalanMu
Please Ya Allah. Izinkan aku mencintaMu dengan setulus hati, sepenuh jiwa dan sepenuh pikiranku.

Selasa, 05 Mei 2020

RINDU

RINDU

(Hany Syahidah )

Mengapa ada rasa yang nama rindu ?
ah... ingin rasanya tidak merasakan namanya rindu
karna rasa itu menguras pikiran dan emosi
kenapa juga setiap kali rindu selalu saja ada air mata yang mengalir
kenapa hati merasa sedih dan terasa begitu berat
bisakah rasa rindu itu tidak usah menghampiriku ?
ingin ku buang jauh jauh rasa itu dari hati dan pikiranku
namun dia datang dan datang kembali 
Kemana sebenarnya rasa rindu itu tertuju ?
ah... begitu hati ini tidak konsisten menetapkan kemana rasa rindu itu tertuju
terkadang kepada Dia sang pemilik raga yaitu Rabb Semesta Alam
terkadang kepada Dia sang pembawa petunjuk yaitu Rasulullah SAW yang mulia
terkadang kepada dia sang kekasih hati 
terkadang kepada mereka yang saya cintai yaitu orang tua, keluarga besar, para sahabat dan teman teman.
ya... rindu itu ternyata menuntut raga ini untuk ingin berjumpa dengan mereka.
mengapa ingin berjumpa ? ya.. karna aku tahu dan sadar betapa bahagianya hati jika bisa berjumpa dengan mereka.
ya.. rindu itu ada karna ada keinginan hati untuk berjumpa dengan mereka yang membuat kita bahagia.


Minggu, 03 Mei 2020

MENGAPA TIDAK BAHAGIA ?


MENGAPA TIDAK BAHAGIA ?

Kebahagiaan adalah sesuatu yang sangat diinginkan oleh setiap manusia. Berbagai cara mereka lakukan untuk mendapakan kebahagiaan itu. Namun apa sebenarnya yang bisa membuat manusia itu bahagia ? dan mengapa banyak manusia yang merasa tidak bahagia ? mari kita coba renungkan sejenak
Terkadang sangat mudah lisan kita mengucapkan aku bahagia , namun bebrapa waktu kemudian kita lisan kita berubah kebahagiaan ku telah hilang saat kita kehilangan sesuatu yang berharga bagi kita. Secara tidak sadar kita begitu percaya diri bahwa kebahagiaan itu ada di tangan kita, kebahagiaan itu tergantung seberapa banyak harta yang kita kumpulkan, kebahagiaan itu tergantung seberapa banyak kita mencapai apa yang kita impikan, kebahagiaan itu tergantung apa yang kita punya, siapa yang bersama kita dan seberapa banyak orang yang menyukai kita.
Bukankah dulu waktu kita tidak mengerti arti bahagia, waktu kita tidak tahu apa apa kita banyak merasakan kebahagiaan ?
Kita bisa tertawa terbahak bahak hanya karna mainan kertas , kita bisa tersenyum hanya karna melihat semut yang berjalan, kita bisa kegirangan hanya karna bisa mandi hujan. Namun mengapa setelah kita dewasa, seakan akan kita memberikan syarat kepada kebahagiaan itu, saya akan bahagia jika ini, saya akan bahagia jika mendapatkan itu, saya akan bahagia jika sudah begini.
Ya… kitalah yang memberi syarat pada diri kita untuk sebuah kebahagiaan.
Kebahagiaan itu bukan karena apa yang kita lakukan atau apa yang kita dapatkan. Namun kebahagiaan itu rahmat dari sang Maha Rahman yaitu Allah SWT. Bukankah sedari dalam kandungan kita tidak bisa berbuat apa apa ? namun Allah hiasi wajah kita dengan senyuman, Allah mudahkan kita tertawa degan hal sederhana. Bahkan saat kita tidurpun Allah berikan kita kebahagiaan.
Berhentilah kita kufur nikmat, dengan menganggap bahwa harta, jabatan, pasangan, anak anak, popularitas adalah sumber kabahagiaan. Jika itu yang kita lakukan maka kita akan mempersempit pikiran dan hati kita hanya karena hal hal yang sepele dan sekecil itu. mari ! wahai diri dan kita semua, senantiasa mendekatkan diri kepada Yang Maha Agung. Dialah sumber kebahagiaan itu. jangan itung itungan dengan Allah apalagi dengan menghitung berapa kebaikan yang kita lakukan kemudian meminta kebahagian. Bukankah rahmat yang Allah berikan kepada kita sudah sangat banyak dan begitu luas ? meskipun tanpa kita minta sudah Allah berikan. Kita hanya di tugaskan untuk menjalankan amanah sebagai Hambanya dan sebagai Khalifah di bumi. Selebihnya Allah yang akan mencukupkan kebahagiaan maupun rezeki untuk kita.
Terkadang kita takut bagaimana masa depan kita nanti. Bukankah masa lalu maupun masa sekarang yang kita alami semuanya bukan karna kehendak kita ? bukan semata mata karna usaha kita ataupun karena amal ibadah kita.
Sandarkanlah hati , pikiran , jiwa dan raga semata mata karna Allah.
Allah yang akan memberikan kebahagiaan kepada siapa yang Ia kehendaki. Dan Allah pulalah yang akan mencabut kebagaiaan itu dari siapa yang Ia kehendaki.
La Hawla Wala Kuwwata Illah Billah
Allahu’alam bissawab

Jumat, 24 April 2020

YANG TERBAIK

YANG TERBAIK


Yang terbaik bukanlah dia yang datang dengan segala kelebihannya, namun dia yang tidak pergi dengan segala kekurangan kita  -- Hardiansyah

semua orang mengingankan jodoh yang terbaik. Sehingga tidak sedikit dari para pencari jodoh menetapkan berbagai kriteria agar mudah menemukan seseorang yang menurut mereka yang terbaik.
semakin cantik atau ganteng seseorang, semakin tinggi status sosial seseoragn semakin tinggi juga kriteria mereka dalam memilih jodoh. mulai dari fisik, status sosial, pendidikan, garis keturunan dan harta. tidak ada yang salah dengan hal itu karna berbeda orang berbeda pula pandangan tentang jodoh. namun saya ingin sedikit mengajak kita semua untuk melihat realita.

betapa banyak orang yang kita lihat kok mereka serasi banget ya... sama sama punya rupa yang bagus, penghasilan bagus, status sosial bagus, namun rumah tangga mereka hanya seumur jagung.
kawin-cerai, kawin-cerai. na'udzubillahimindzalik.

pada intinya sebenarnya yang kita cari dan butuhkan itu yang bagaimana sih ?
cobalah kita jujur pada diri sendiri. kalau yang kita butuhkan adalah orang yang siap menerima kita apa adanya. dia yang tidak pergi dengan baik dan buruknya kita, dia yang tetap bertahan dalam kondisi kaya dan miskinnya kita, dan dia yang mau berjuang bersama kita dalam suka dan duka.

ya... yang seperti itulah yang sebenarnya kita inginkan. Namun apakah mudah menjadi orang yang seperti itu ? apakah mudah menemukan orang yang seperti itu.
bagi saya simple. 
Dia yang bisa seperti itu adalah dia yang niat menikahnya adalah semata mata untuk beribadah kepada Allah. dia yang baik agamanya dan dia yang tujuannya bersama di akhirat bukan semata mata di dunia.

ya... jika tujuannya karena Allah, maka dalam suka dia bersyukur dalam duka dia akan bersabar dan kedua duanya itu baik bagi dia. karna dia faham bahwa ada Allah yang akan senantiasa memberikan ganjaran yang berlimpah atas kesyukuran dan kesabarannya.

JUNDI MAJHUL

JUNDI MAJHUL By. satria hadi lubis  Ketika Sayyid Quthb ingin masuk menjadi anggota jama'ah Ikhwanul Muslimin, semua anggota Ik...