Dia , abang Jan besok pagi akn berangkat ke malaysia. Merantau untuk mencari bekal tuk pernikahan kami.
Kami telah merencanakan untuk menikah setelah aku lulus kuliah nanti.
Bang jan hanya lulusan SD.
Karena akhlaknya yang baik serta beliau rajin dan bertanggung jawab itulah yang membuat hati ini menerima beliau sebagai kekasih hati dan menjadi calon suami buat saya kelak.
Air mata semakin mengalir deras. Mengingat kembali kenangan-kenangan indah bersama bang jan.
" na... ina" . Bunda ku membuyarkan ingatanku tentang kenangan aku dan bang jan.
" ya bun, ina di sini". Sahutku
"Ayo rapikan baju baju abang mu ini, besok kan dia mau berangkat" pintah bunda.
Akupun langaung meraih baju-baju yang sudah di keluarkan bunda dari lemari kemdian kumasukan kedalam koper abang udin kakak kandungku yang akan ikut bersama aban Jan besok ke malaysia.
*
Satu tahun sudah bang Jan di malaysia. Kami berkomunikasi selama ini hanya lewat SMS dan telpon.
Aku di sini menjalani kuliah ku dengan semangat.
Beliaupun disana bekerja dengan semangat pula demi tujuan kami tuk hidup bersama kelak.
Tak perna terlintas dalam pikiranku untuk berpaling dari bang Jan.
Ditengah tengah kesibukanku aku bertemu dengan teman-tema yang ikut kajian.
Ku pikir. Sebaiknya aku ikutan kegiatan seperti ini itung-itung jadi bekal nanti untuk berumah tangga.
Aku pun semakin semangat untuk ikut kajian-kajian islami.
Aku pun merasakan nikmatnya iman dan kemudian ku berkomitmen untuk berhijab.
Semakim asyik ku dengan aktivitasku dalam dakwah. Impian ku untuk hidup bersama bang Jan pun mulai memudar.
Ku mulai mengharapkan sosok laki-laki sholeh yang akan menjadi imamku yang mampu membimbingku ke jalan yang benar.
Ku raih HP ku. Dengan perasaan ragu-ragu takut menyakiti hati bang Jan yang selama ini sangat ku cintai namun kini perasaan itu sudah memudar.
Ku tulis pesan singkat untuknya bahwa aku ingin mengakhiri hubungan kami. Karena aku sudah tidak ingin lagi bersamanya.
Aku ingin berubah menjadi lebih baik dan bertekad untuk tidak pacaran lagi.
Aku pun menangis pilu mengirim pesan singkat itu.
Betapa hancurnya hati bang Jan setelah membaca pesan singkat dari ku.
Karena dulu dia pernah berjanji. Jika tidak menikah dengan ku maka dia tidak akan menikah lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar